HORAS BUAT PERANTAU TAPANULI DI JAKARTA
Pertama sekali saya menginjakkan kaki di Pulau jawa yaitu pada tahun 1990. Masa itu saya masih berumur 19 tahun. Ketika bus yang saya tumpangi bermerk ALS, berhenti pada satu rumah makan di Tangerang. Sesuatu yang benar-benar tidak serupa dengan Tangerang yang kita lihat sekarang. Belakangan ini sudah ada jalan toll yang menghubungkan kota Merak dengan Jakarta. Pada saat ketika pertama sekali saya datang ke Jakarta, belum ada jalan toll seperti yang sekarang. Berbekal keberanian, berbekal ilmu yang dituntut di sekolah SMA 1 Panyabungan Sumatera Utara pada saat itu, ditambah lagi dengan pengalaman yang sudah ada walaupun masih sedikit, itulah yang saya bawa menyeberang ke Pulau Jawa yang terkenal sangat ramai di daerahku, yang masa itu masih bernama Tapanuli Selatan.
Dengan rasa kagum yang ada di benak saya, perlahan-lahan saya mulai mengenal Jakarta kota Metropolitan. Pada saat saya sudah sampai di Tangerang, yaitu stasion ALS yang saat itu digunakan tempat mangkal penumpang yang mengedarai bis ALS tujuan Jakarta. Saya turun dan melihat suasana Tangerang yang benar-benar sangat lain dengan tanah kelahiran saya Tapanuli Sumatera Utara.
Sesuai dengan janji yang sudah dibicarakan, sayapun terus menuju telepon umum yang ada di stasiun ALS itu. Kutelepon abang sulungku yang sudah beberapa tahun bertempat tinggal di Jakarta. Saat itu jawab yang kuperoleh dari istri abangku yang kebetulan menerima telepon, rupanya abangku sudah sejak semalam menungguku di stasiun itu. Kucari di sekitarku rupanya abangku sudah ada di dekatku. Kami bersalaman, dia memelukku dengan akrab sekali. Dia sangat gembira melihat saya. Sayapun maklum, sudah sejak sekitar 3 tahun yang lalu saya tidak melihat wajah abangku ini.
Saat itu saya dan abangku mengemasi barang-barang saya yang masih ada di dalam bus ALS. Setelah selesai, kamipun terus pergi ke Jalan Raya untuk menyetop sebuah Mikrolet berwarna biru langit. Kami mengendarai bus kota ini dengan tujuan Kali Deres. Sesampai di sana, kami ganti bus lagi dengan bus yang lebih besar. Dengan bus yang lebih besar ini kami berangkat dengan tujuan Pondok Kopi, untuk mencari bus kota tujuan Senen, Pondok Kopi dan Bintara Jaya yang sudah termasuk daerah Bekasi Timur.
Kota yang luas terus kami arungi. Kami melintasi kota yang begitu luas terbentang tanpa terlihat dimana batasnya. Kota Jakarta yang amat menantang sekali. Yang kata sebagian orang atau kata pepatah, kejamnya ibu tiri, lebih kejam lagi ibu kota. Tapi saat ini saya sudah berada di dalamnya. Saya sudah berada dalam cengkeramannya. Di dalam kota yang belum pernah saya kenal, yang belum saya ketahui bagaimana sifatnya.
Di sepanjang jalan yang saya perhatikan, jalan yang kami lalui selalu jalan dengan nama Daan Mogot. Sangat jauh jalan yang kami lalui itu. Hingga tak lama kemudian, kamipun sampai ke Pasar Senayan Jakarta untuk mengganti bus kota dengan tujuan Pondok Kopi.
Di sepanjang jalan ini banyak yang sudah diterangkan abangku. Dia mengatakan nama-nama lokasi yang kami lalui. Dia menerangkan tentang bagaimana kita mendapatkan bus di kota Jakarta ini. Semua diterangkannya agar saya tahu bagaimana kota Jakarta ini. Agar saya mengerti lebih jauh tentang jalan-jalan di Jakarta tempat perantauan ini.
Begitulah sekilas cerita saya ketika pertama sekali menginjakkan kaki di kota metropolitan Jakarta. Ini hanya sebuah cerita singkat seorang anak Tapanuli yang petama kali sampai di Ibu kota Indonesia, Jakarta. Tapi saat saya menulis blog ini, saya bukan lagi di Jakarta. Saya sudah kembali lagi ke tanah kelahiran saya di Sumatera Utara. Sekarang saya sudah menjadi seorang pebisnis yang punya hobby menulis. Bila pembaca ingin membaca salah satu dari karya saya, saya sudah berhasil mencetakkan dan menerbitkannya. Judul Bukunya: 40 Hari Di Tanah Suci.
Bila ingin cari uang di Clixsense, klik iklan di bawah
Kutuliskan semua kisah saya ketika di Medinah dan di Mekkah, bermaksud agar saya mengingatnya, dan juga bisa jadi pelajaran bagi yang akan pergi, jadi bahan pertimbangan bagi yang telah pernah ke Mekkah. Dan saya sebagai penulis, tentu banyak kekurangan. Mana tahu ada kesalahan, saya sedia bila dikritik. Sebab dengan kritik para pembaca, akan menjadi pelajaran buat saya. Mungkin kalau saya punya kesempatan untuk menulis lagi, saya sudah punya rambu-rambu dengan tulisan saya, kalau kebetulan ada yang salah. Silakan kritikn saya di kotak Guest. Semua tentu akan menjadi pelajaran berharga buat saya
Terima kasih
Custom Search
http://feeds.feedburner.com/PengalamanDiAdsense
Mr. Tanjung panyabungan 2
Semoga tulisan-tulisan saya di halaman ini, akan memacu orang-orang yang seasal dengan saya untuk berlomba dan semakin giat menulis di dunia maya
Online
...............................................................
Menerima pemasangan Iklan.
Hubungi:
Ashartanjung@gmail.com
Tempatkan iklan anda disini.