Free counters

 
Mr. Tanjung panyabungan
Perjalanan Hajiku  
  Contact
  Guestbook
  Title of your new page
  Home
  Hidden pages
  Sekilas Cerita Rakyat
  Adat Mandailing
  Serba serbi
  Motivation
  Ilmu Computer dan HP
  News
  Nasionalisme
  Wisata
  Nasehat Ibuku
  Penerangan Agama
  Hari Blogger Nasional
  Daftar Blog
  Dunia Maya
  Pidato berbahasa Inggris
  Mengisi Waktu dengan Google
  Bermalam di Grand Angkasa Hotel
  Cara membuat Email di Google
  Cara berobat dari Mandailing ke Malaysia.
  Bagaimana agar bisa punya penghasilan di Internet
  Science selalu bermutasi
  Bapak Kamarudin
  United of Publisher (English)
  Pedicab (English)
  My Father Had Gone Forever (English)
  Traditional medicine in Mandailing (English)
  Jumlah Pengunjung (Total Visitor)
  Mencari Uang di Dunia Maya
  Panduan Adsense Pemula
  Better you read my page (English)
  Agar Orang Lain Selalu Mengerti Kita
  Jalan Panjang Seorang Dokter Gigi
  Waktu Sholat
  Perantau Tapanuli
  Photo Guru saya
  Vinefire
  Page Rank Teman
  Adsense
  Info buku Haji
  Nama Nama Menteri
  Courtesy Medysept91
News

DAMPAK KRISIS GLOBAL DI TAPANULI
Krisis yang terjadi pada tahun 1996 benar-benar tidak seperti yang terjadi dengan tahun 2008 ini. Krisis tahun 1996 lebih dirasakan oleh orang-orang yang punya penghasilan standar Rupiah seperti Pegawai negeri, pegawai swasta, dan juga pengusaha yang ada sekitarnya. Tapi bagi petani yang mempunyai hasil semacam komiditi export seperti karet, sawit, coklat dan barang export lainnya yang sering diharga dengan Dollar, tentu akan semakin tnggi harganya kalau dinilai dengan Rupiah. Jadi tentu penghasilan petani akan semakin meningkat. Kenaikan harga hasil tani yang lebih tinggi dari dari kenaikan bahan pangan yang akan dibeli petani membuat petani menjadi surplus. Dengan demikian malah uang petani lebih banyak bersisa dari hari-hari kisis moneter 1996. Tapi kasihan dengan uang Rupiah kita pada saat itu. Nilainya anjelok di depan hampir semua mata uang asing. Jadi krisis pada 1996 sangat menguntungkan bagi petani yang merupakan produsen barang komoditi export. Begitu juga dengan pada pedagang yang ada di sekitar para petani ini akan merasakan dampak perubahannya. Tapi krisis tahun 2008 ini sangat jauh berbeda dengan krisis yang dulu. Banyak masyarakat sudah terlena dengan memelihara tanam-tanaman seperti karet, sawit dan berbagai hasil tani yang biasa dijadikan barang-barang export. Tapi begitu pada tanggal 8 Oktober lalu terjadilah perubahan yang amat drastis. Perdagangan Amerika jatuh terpuruk, yang sampai-sampai pengamat ekonomi mengatakan bahwa inilah ekonomi terburuk yang terjadi di Amerika sejak tahun 1930. Inilah yang sempat meluluh lantakkan perekonomian di desa-desa penghasil barang-barang komoditi export. Sawit menurun harganya dari Rp 2.200 menjadi Rp 200 per Kg. Karet menurun dari Rp 10.000 menjadi Rp 3800. Bila kita penghasil Sawit, tentu yang jelas pendapatan kita akan terpangkas hingga 90 persen. Bila kita petani karet, pendapatan kita akan terpangkas 62 persen. Semua ini dapat kita bayangkan bila seseorang punya gaji 1 juta persatu bulan, tiba-tiba menjadi Rp 100 ribu. Inilah yang dirasakan petani sawit. Dari yang mendapat gaji Rp 1 juta, akhirnya Cuma mendapat Rp 380 ribu, Inilah yang dirasakan petani karet. Tentu akan sangat terpukul sekali. Cara merasakannya mudahnya dengan membayangkan gaji kita dipotong sedemkian rupa, tentu sangat sulit untuk mengendalikannya. Itulah yang dirasakan banyak petani di daerah saya. Selama beberapa tahun ini memang Masarakat sudah telena dengan tingginya harga barang-barang komoditi export. Sampai-sampai lahan untuk menanam tanaman yang biasa dikonsumsi tak ada lagi. Semua tahu bahwa beras adalah makanan pokok orang Indonesia pada umumnya. Tapi banyak lahan untuk padi ataupun beras sudah disulap menjadi tanah untuk perkebunan sawit dan karet maupun barang-barang komoditi export lainnya. Bahkan untuk menanam sayuran daun ubi maupun bayam tak ada lagi lahannya, Inilah yang menambah luka semakin parah pada kehidupan pedesaan. Semua memang terlena. Tak ada yang menyangka akan separah ini daya beli Luar Negri. Sampai-sampai harga hasil petani kita mesti di jual murah. Turunnya daya beli Amerika, itulah yang merupakan pengaruh utama barang-barang komoditi export kita sangat jauh menurun. Moment ini, memang sebuah pelajaran penting bagi kita semua. Kita mestinya bersiap-siap akan segala keadaan. Jangan sampai tergantung dengan negara luar hingga berakibat parah seperti sekarang. Ada juga pada sebagian desa yang seolah sudah menukar mata pencaharian hidup mereka. Bagi desa yang hutannya lebar, dan juga menghasilkan kulit kayu yang laku dijual seperti bahan untuk membuat obat nyamuk, juga hasil lain seperti rotan, tapi setelah barangnya diambil ternyata harganya turun pula. Semua hasil pada turun semua harganya. Padahal barang-barang yang seharusnya dikonsumsi pada naik semua. Sebagian masarakat jadi menangis menerima kenyataan ini. Sebagian yang punya simpanan, masih bisa menjual simpanannya. Sebagian yang punya bos masih bisa meminjam uang sebelum bosnya memberi kartu merah. Maksud saya kartu merah, pada mulanya bos memang memberi uang pinjaman, tapi karena hasil pendapatannya takkan mampu ia sisihkan untuk membayar hutangnya, tentu ia akan diberi peringatan oleh bos pada minggu depannya. Bila minggu berikutnya juga tak mampu, tentu ia akan diberi kartu merah alias tak diberi berhutang lagi. Jika sudah kartu merah, kepada siapa lagi ia akan meminjam? Sementara pendapatan sudah terpangkas 90 persen pada sebagian petani. Inilah kira-kira yang terjadi pada sebagian masyarakat yang ada di sekitar daerah saya di Tapanuli. Dengan terjadinya kemerosotan pendapatan ini, tentu akan berdampak juga pada pemegang ekonomi yang ada di sekitarnya. Itu sudah pasti. Tapi ada juga memang desa yang memang dari dulu tidak memprioritaskan barang komoditi export sebagai masukan utamanya selama ini. Ada juga sebagian desa yang tetap mempertahankan lahan pertaniannya sebagai lahan padi maupun tanaman muda lainnya. Inilah yang sepertinya mampu bertahan di zaman krisis global ini. Tapi semoga saja semua ini bisa cepat berlalu. Dan pada bulan ini, kebetulan pemerintah sedang membagikan dana BLT bagi masyarakat miskin. Inipun sangat membantu sekali di saat krisis yang amat meresahkan mayarakat ini amsih sedang berlaku. Semoga saja semua ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita semua di hari depan. Oleh penulis buku:

Perjalanan Hajiku  
  Klik juga iklan di bawah

Bila ingin cari uang di Clixsense, klik iklan di bawah Kutuliskan semua kisah saya ketika di Medinah dan di Mekkah, bermaksud agar saya mengingatnya, dan juga bisa jadi pelajaran bagi yang akan pergi, jadi bahan pertimbangan bagi yang telah pernah ke Mekkah. Dan saya sebagai penulis, tentu banyak kekurangan. Mana tahu ada kesalahan, saya sedia bila dikritik. Sebab dengan kritik para pembaca, akan menjadi pelajaran buat saya. Mungkin kalau saya punya kesempatan untuk menulis lagi, saya sudah punya rambu-rambu dengan tulisan saya, kalau kebetulan ada yang salah. Silakan kritikn saya di kotak Guest. Semua tentu akan menjadi pelajaran berharga buat saya Terima kasih
Custom Search
http://feeds.feedburner.com/PengalamanDiAdsense
 
Mr. Tanjung panyabungan 2  
  Semoga tulisan-tulisan saya di halaman ini, akan memacu orang-orang yang seasal dengan saya untuk berlomba dan semakin giat menulis di dunia maya  
Online  
   
 
  gambardijual ............................................................... Menerima pemasangan Iklan. Hubungi: Ashartanjung@gmail.com Tempatkan iklan anda disini.  
 
  Oleh penulis buku:  
Today, there have been 135726 visitors (354734 hits) on this page!
This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free