Mengatur uang masukan agar bisa kita sisihkan, barang kali mudah bagi sebagian orang, tapi yang jelas susah bagi sebagiannya. Yang namanya mudah, tentu itu pada pribadi yang bisa mengatur dirinya sendiri. Lalu tahu apa yang dibutuhkannya, tahu apa yang kurang dibutuhannya dan apa
yang tidak dibutuhkannya sama sekali. Yang paling bagus apabila ia bisa menentukan mana yang akan dibelinya dan juga bisa membatalkan sesuatu yang kurang perlu untuk dibeli serta ia tahu akan jadi bermasalah pada keuangannya apabia ia membelinya. Sebagai contoh, bila pada seorang manusia, dia hanya mebutuhkan uang dalam kehidupannya sekitar 15.000 per hari. Setiap ia Bekerja, ia akan dapatkan uang sejumlah itu dalam setiap harinya. Jarang sekali uangnya tersisihkan,
karena memang selagi ada, ia terus akan berpikir panjang untuk
menentukan apalagi yang akan dibelinya hingga uangnya habis dan 2 me akan bekerja lagi esok harinya. Seseorang yang mengalami keadaan seperti ini, terkadang menemui jalan mulus pada esok harinya dan terkadang tidak. Bila sekiranya ia menemui jalan mulus. Misalnya karena seseorang menilai kerjanya bagus, kehadirannya di pekerjaannya
lumayan walaupun karena terpaksa disebabkan besok tak ada lagi yang akan dimakannya, tapi yang jelas seseorang menawarkannya pekerjaan lain yang lebih banyak gajinya dan lebih sedikit menyita waktu. Jadi di dalam membahas gajinya yang sudah bertambah ini, kehidupannyapun mulai berubah menjadi lebih mewah. Dari yang dulunya ia berjalan kaki menuju tempat kerjanya, berjalan kaki menuju pulang ke rumah, semuanya mulai berubah. Dia sudah tidak mau kalau tidak menaiki becak ataupun bus kota maupun ojek. Dalam kesehariannya, ia biasanya hanya makan di warung murahan, tapi sudah berubah dan pindah ke warung yang lebih mahal harganya. Sehingga dalam hitungan pendapatan perbulannya, gajinya menjadi pas-pasan dengan hasil pendapatannya. Terkadang karena banyaknya yang mau dibeli, akhirnya di ujung bulan, maksud saya bulan tua, keuangannya mulai terancam. Sehingga kadang-kadang ia mesti menghutang barang kebutuhan pada relasinya atau juga di kedai terdekat. Banyak pribadi yang bersipat begini. Seseorang itu menilai bahwa bila punya pendapatan seperti ini, mesti menikmati makanan seperti ini, bila punya gaji seprti ini mesti naik ojek ke kantor atau tempatnya bekerja. Tidak diingatnya lagi siapa dirinya sebelumnya, dan tidak diingatnya lagi bagaimana seharusnya agar bisa menyimpan penghasilan agar punya tabungan alias persediaan di masa mendatang. Bila tempat bekerja kita agak bonafit, memang saudagarpun lebih percaya, sehingga banyaklah saudagar yang memberi kredit pada kita. Contohnya televisi, Kulkas, perabotan dan lainnhya, sehingga begitu seseorang menerima gajinya, semuanya habis dipergunaan untuk membayar hutangnya. Bahkan untuk makan nantipun ia mesti mencari kedai atau warung yang akan memberinya berhutang. Kalau dari segi ketenangan, mungkin pada setiap manusia banyak pendapatnya, mungkin lebih senang yang ini, mungkin lebih senang yang itu, tapi alangkah baiknya kalau kita selalu ingat bagaimana kita sebelumnya. Alangkah baiknya kalau perubahan pengeluaran kita, agak ditahan sedikit perubahannya untuk menuju mewah sehingga uang terkumpul, sehingga tak harus menghutang bahan makananan lagi hingga kita berpikir jernih dalam kehidupan mendatang. Bila akal kita tenang, tentu kita bisa berpikir bersih, kita akan punya rencana-rencana yang cemerlang. Itu sudah pasti. Bila kita merasa lebih tenang di saat mempunyai uang maka usahakanlah untuk menabung uang, bila memang lebih senang menghabiskannya seperti saya ceritakan sebelumnya, maka perhatikanlah orang-orang yang berbuat begitu sebelumnya. Mungkin hasil pendapatannya akan jalan di tempat hingga ia merubah cara hidupnya. Bila masa tua sudah sampai, disinilah dirasakan arti perjuanagn kita selama masih muda. Kitalah yang bisa menilai diri kita, apakah kita seorang yang mesti bekerja keras walaupun sudah tua, atau seorang yang bekerja santai saja di masa tuanya, sebab banyak manusia yang bekerja di masa tuanya hanya iseng saja. Sebab hasil jerih payahnya selama ini mungkin sudah memadai untuk membiayai masa tuanya. Jadi bekerja santaipun sudah tidak memberatkan lagi bagi kehidupanya. Kalau kita berhasil atau juga tidak, mungkin orang lain sudah banyak yang tidak punya waktu untuk memikirkan bagaimana keberhasilan kita, bagaimana kegagalan kita dan bagaimana keadaan kita sekarang. Jadi kita sendiri yang mesti menetukan, di samping memang ada tuhan yang maha kuasa atas segala galanya. Di dadam mengatur pengeluaran, sebenarnya semuanya bisa kita atur.
Kalau sudah mempunyai pendapatan yang lebih, tentu secara teory kita akan bisa menyisihkannya untuk tabungan. Caranya, kita mencoba pergaulan kita di tempat yang biasa. Jangan menukar teman yang berbeda dengan yang dulu. Jangan merasa bahwa kitalah yang paling banyak uang sehingga makananan teman-teman kitapun mesti kita yang menanggung. Usahakan sebisanya, sampai uang kita memadai. Bila sudah memadai, mungkin kita bisa berubah perlahan-lahan. Sebab tak mungkin juga bila kita punya penghasilan banyak, tapi kita tidak menikmatinya. Kita bisa menikmatinya bila kehidupan kita sudah lebih mapan, namun yang jelas kita mesti harus menyeimbangakan cita-cita kita selalgi punya gaji pas-pasan dan rencana-rencana kita sebelumnya dengan pendapatan kita yang sekarang. Semoga rencana kita yang punya kehidupan bagus, bisa tercapai dan jangan tinggal angan-angan belaka.
Mengenai pekerjaan yang saya ceritakan di atas, bahwa akan datang menawarkan yang lebih baik, itu bukanlah merupakan suatu kepastian, bia kebetulan pada awal perjuangan kita hanya seperti di atas, cobalah kita bekerja sebaik-baiknya. Usahakan tingkat kehadirannya optimal, usahakan mendengar pekerjaan yang lebih lumayan gajinya dan juga lebih tetap Kalaupun lumayan gajinya tapi tidak tetap, mungkin kita tidak akan cocok untuk memilihnya. Semua itu tergantung kita sendiri, tapi mesti kita pilih dengan pertimbangan yang matang.
Begitulah pentingnya memikirkan keseimbangan pendapatan dengan pengeluaran kita. Untuk mencapai ini semua, tentu ita harus mengingat setiap saat. Tentu harus bisa menundukkan nafsu kita yang terus mengajak menikmati kehidupan yang indah ini. Yang akhirnya nanti 7 me akan menghabiskan pendapatan yang telah kita tabung selama ini. Jadi kalau kita sudah mampu, tentu akan lebih cerahlah kehidupan kita nanti di hari tua. Di hari yang mana kita sudah tidak seberani di masa muda, tidak sekuat di masa muda, tidak seteguh di masa muda. Jadi marilah kita benahi sejak masa muda. Sebab hari tua itu pasti akan datang. Semoga tulisan saya ini berguna bagi semua. Terima kasih.
Oleh: Mr. Tanjung panyabungan
PERSIAPAN MASA DEPAN
Betapa pentingnya mempersiakpan masa depan. Betapa itu sangat berarti kalau dibenahi dari awal, sebab kata kunci yang perlu diigat, "Orang yang tidak bekerja dengan giat di masa mudanya, akan tepaksa bekerja keras di masa tuanya".
Ketika saya masih duduk dibangku sekolah, cukup banyaklah kulihat macam ragam sikap teman-temanku. Tak ada yang sama walau seorangpun, tapi banyak yang sejalan walau berbeda. Ada yang merasa bahwa belajar sudah merupakan kesenangannya, ada yang belajar karena merasa terpaksa, ada yang belajar karena rasa takut kalau menghadapi ujian, dan ada juga yang belajar karena merasa semua itu penting diketahui pada saat setelah tua dan berbagai macam alasan lainnya.
Saya merasa bahwa pelajaran itu adalah salah satu kebutuhan. Amat penting mungkin semua itu bagi saya setelah melangkah nanti mengarungi kehudupan ini, dan memang benar adanya. Banyak ilmu sekolah yang bisa saya terapkan dalam kehidupan ini, baik itu ilmu Ekonomi, Biologi, Fisika, Matematika, Bahasa, maupun Ilmu Bumi dan juga yang lainnya.
Setelah sekian tahun taman sekolah, di antara teman-temanku yang satu tingkat banyak juga nampaknya yang tak mengingat tentang pelajaran yang ia dapat ketika masih duduk di bangku sekolah. Cukup bertolak belakang dengan apa yang saya alami. Bahkan bahkan ada yang sempat sudah tidak ada lagi ilmu yang tersisa di otaknya kalau mengenai pelajaran sekolah.
Di dalam mempersiapkan kehidupan di masa depan, banyak yang bisa dilakukan di bangku sekolah. Seperti halnya menghafal semua pelajaran, belajar dengan sungguh-sungguh dengan maksud agar mendapat nilai yang bagus di sekolah, yang tentunya akan memudahkan kita untuk melanjutkan sekolah ke sekolah-sekolah yang bernilai tinggi, dan juga untuk mempermudah kita untuk mendapatkan pekerjaan. Bukan hanya di bidang ijazah atau nilai, tapi otak kita akan terbiasa berpikir, otak kita akan lebih cepat memikirkan apapun karena otak telah dibiasakan untuk membahas pelajaran-pelajaran sekolah. Yang jelas akan mempermudah kita membahas apapun yang terjadi pada kehidupan kita sesudahnya.
Dalam mendidik anak-anak, ilmu pengetahuan di sekolah juga sangat berguna. Bila anak tidak bisa menyelesaikan pekerjaan rumahnya, atau kurang mengerti dengan penerangan gurunya di sekolah, tentunya kita akan bisa membantu anak-anak untuk mengerti tentang pelajarannya. Banyak orang tua yang sudah membuktikan hal ini.
Bilapun tak nampak buktinya pada kita, bisa juga dipikirkan secara logika. kita akan menjadi pemandu anak-anak di rumah bila mereka tidak bisa membahas soal-soal pelajarannya. Bila kita tidak tahu dan tidak mampu, apa lagi yang akan kita berikan pada anak-anak? Bagaimana kita bisa membantu mereka??Bila kebetulan si Ayah seorang yang mampu dalam hal keuangan, mungkin ia bisa menyediakan kursus privat pada anaknya, tapi biasanya orang yang bisa memberi yang semacam ini pada anaknya, tentu sebagian besar adalah orang-orang yang telah pernah belajar dengan rajin, bekerja dengan keras sehingga ia dapat kehidupan yang lebih mapan. Jika tidak rajin belajar di masa sekolah dan juga tidak mau bekerja keras dalam kehidupannya, apa ada yang mampu? Tentu ada tapi hanya sebagian kecil. Mungkin hanya karena harta warisan dari orang tuanya banyak, atau dia mendapat istri yang telah mempersiapkan kehidupannya dengan ilmu dan otak yang sudah dilatih untuk berpikir. Tapi bagaimanapun juga, memang lebih baik kita mempersiapkan kehidupan kita di hari mendatang tanpa harus mengharap yang dipersiapkan oleh pasangan kita nantinya. Bila kita mendapat pasangan yang telah mempersiapkan hidupnya pula, tentu akan semakincemerlanglah kehidupan yang akan didapatinya bila dipikir secara akal sehat. Bila sudah giat belajar, bila sudah giat bekerja, mungkin seseorang itu hanya butuh keuletan, kesabaran, tujuan yang pasti, pemikiran yang bagus, atau setidaknya tidak banyak lagi syarat-syarat akan dipenuhinya lagi untuk mencapai kesuksesan.
Di masa sekolah, memang sangat banyak tantangan yang kita hadapi, terutama dalam diri kita sendiri. Masa pancaroba yang dialami setiap manusia, itulah kadang-kadang yang membuat dirinya terlena dengan masa depan. Teman-teman sekolah yang punya berbagai macam tabiat, berbagai macam gaya kehiduan, tentunya kita sebagai manusia pernah ingin mencoba cara kehidupan orang lain. Apalagi kita merasa bahwa cara kehiduannya bagus, menyenangkan, dan juga tidak membuat pusing. Seperti halnya seseorang yang mau mencari kesenangan, tak ingin belajar, dan menganggap bahwa mengikuti pelajaran di sekolah hanya iseng belaka. Kita mestinya tahu latar belakang orang yang berbuat demikian. Terkadang seseorang berbuat begitu karena kehidupannya terlalu sepi dengan kasih sayang orang tuanya. Dia tidak mendapat bimbingan dari si ayah maupun si ibu. Kita tidak tahu, dan kita menilai sangat menyenangkan kalau mengisi hidup dengan penuh kehura-huraan. Padahal kalau kita tahu kenapa ia jadi begitu, mungkin kita tidak ingin mencobanya. Kalau kita tahu seseorang itu tak memperdulikan masa depannya dengan alasan tertentu, dan kita mau mengikutinya tanpa memikirkan kenapa ia jadi demikian. Tentu ini sudah merupakan satu kecerobohan dalam hidup, tapi di masa pancaroba ini sering terjadi.
Pernah dulu saya punya seorang teman yang sering mabuk-mabukan setiap
malam. Dia teman sekelasku. Pernah saya memikirkan bahwa kehidupannya sangat menyenangkan. Bahkan saya menilai bahwa hidupnya lebih bagus dari saya. Tapi setelah kupikir kenapa ia berbuat begitu? Saya tahu rupanya karena ia sering tidak merasa senang dengan hidupnya, dia broken home, dia gagal dalam bercinta, gagal menghafal pelajaran, tak merasa puas dengan hidupnya, itulah sebabnya ia jadi pemabuk. Lalu apakah sudah sepatutnya saya akan menirunya? Apakah saya mesti mengikutinya ke tempat mabuk-mabukan untuk menyenangkan diri? padahal saya sangat senang dengan kehidupan saya? Saya jadi berpkir dan merasa malu untuk mengikutinya. Dia seorang yang tak merasa puas dengan hidupnya, sementara saya adalah seorang yang merasa puas dengan keadaanku. Lalu saya hanya menjadikan dia sebagai teman di sekolah saja. Tak lebih dari itu. Tapi alangkah baiknya kalau dia kujadikan sebagai gambaran bahwa saya lebih baik dari dia, bahwa saya lebih tahu pelajaran, sehingga saya merasa semakin puas dengan apa yang telah saya miliki. Rasa puas ini akan membuat kita semakin jernih berpikir, semakin banyak ide untuk menghalau rintangan-rintangan dalam kehidupan yang akan dihadapi seusai duduk di bangku sekolah. Alangkah baiknya kalau saya mempergunakan kesalahannya dalam hidup menjadi sebuah cermin bagi kehidupan saya. Sehingga saya tahu siapa diri saya. Mungkin saya akan semakin rajin. Saya akan semakin giat belajar agar semakin jauh tertinggal sebab kehidupan ini ibarat sebuah kompetisi yang mesti diikuti. Tapi begitulah yang bisa saya perbuat di masa muda saya. Tapi saya sudah merasa bersyukur sebab saya sudah bisa membedakan hidup kami, saya sudah mau mencari latar belakang kenapa dia berbuat begitu, dan sehingga saya berpikir bahwa perbuatannya hanya akan membuat suram hidup yang akan kita jelang. Sayapun tidak ingin banyak manusia yang tidak sempat berpikir ke arah itu, sebab itu kutuliskan pandapat ini, sebab mungkin ini ada gunanya bagi yang belum sempat memikirkannya, agar termasuk seorang yang telah memperbaiki jalan untuk menuju masa depannya.
Bila ingin cari uang di Clixsense, klik iklan di bawah
Kutuliskan semua kisah saya ketika di Medinah dan di Mekkah, bermaksud agar saya mengingatnya, dan juga bisa jadi pelajaran bagi yang akan pergi, jadi bahan pertimbangan bagi yang telah pernah ke Mekkah. Dan saya sebagai penulis, tentu banyak kekurangan. Mana tahu ada kesalahan, saya sedia bila dikritik. Sebab dengan kritik para pembaca, akan menjadi pelajaran buat saya. Mungkin kalau saya punya kesempatan untuk menulis lagi, saya sudah punya rambu-rambu dengan tulisan saya, kalau kebetulan ada yang salah. Silakan kritikn saya di kotak Guest. Semua tentu akan menjadi pelajaran berharga buat saya
Terima kasih
Custom Search
http://feeds.feedburner.com/PengalamanDiAdsense
Mr. Tanjung panyabungan 2
Semoga tulisan-tulisan saya di halaman ini, akan memacu orang-orang yang seasal dengan saya untuk berlomba dan semakin giat menulis di dunia maya
Online
...............................................................
Menerima pemasangan Iklan.
Hubungi:
Ashartanjung@gmail.com
Tempatkan iklan anda disini.