AGAR ORANG LAIN SELALU MENGERTI KITA
Saya punya seorang kemenakan di Padang Sidempuan. dia berada di sana karena dipanggil seorang kakak saya yang memang berniat ingin membantu dan mengarahkan kemenakan saya hingga selesi kuliah di kota itu. Kemenakan saya tinggal di sebuah asrama milik satu perguruan swasta di kota itu. Ia bekerja di sana sebagai penjaga asrama dan juga mengajar beberapa mata pelajaran di sekolah tersebut. Kita tentu tahu bahwa
jika ia dipanggil ke kota itu, berarti ia dari kota lain. Memang ayah dan ibunya tinggal diJakarta, jadi dia ke Padang Sidempuan buat menyelesaikan kuliahnya, dan di samping itu ia ingin mengisi waktunya dengan bekerja di perguruan swasta yang saya sebutkan tadi. Jadi, ketika di satu hari mereka para guru yang ada di sekolah tersebut ingin mengadakan pengajian, lalu mereka membuat satu aturan pengajian dengan memakai rumah guru sebagai tempatnya. Semua rumah dipakai persetiap minggunya secara bergiliran. Kemenakan sayapun terpaksa menghunjuk rumah saudara saya untuk menjadi tempat mengaji mereka jika dia yang akan jadi tuan rumah. Begitulah di saat gilirannya tiba, diapun meminta izin pada saudara saya. Saudara sayapun mengizinkannya sebab kemenakan saya juga kemenakannya. Bangku-bangku yang ada diruang tamu rumah saudara saya segera diangkati ke tempat yang lebih lapang. Tikar baldu tebal yang
disimpan, yang sengaja dipakai pada acara pesta atau pada pengajian-pengajian seperti ini segera dihamparkan. Rumah bergelora seketika karena ramainya tamu. Pengajian
dimulai dengan pembacaan ayat-ayat suci. Semua berlangsung dengan sakral dan khidmat. Begitu selesai, tibalah saatnya bagi hadirin semua untuk bubar dan kembali ke rumah masing-masing. Tibalah saatnya untuk menggulung dan menyimpan tikar kembali pada tempatnya. Tibalah saatnya untuk menempatkan semua tempat duduk dan meja-meja cantik pada tempatnya. Dalam hal ini ada masing-masing kesalahan yang saya temukan di keluarga saudara saya dan juga pada kemenakan saya. Harusnya kemenakan saya menanyakan kapan tikar mulai digulung? Kapan bangku dan yang lainnnya mulai dirapikan. Tapi karena rasa puas yang amat sangat, dan rasa senang yang tak akan dapat dibalas. Sehingga ada sedikit rasa segan dihatinya untuk menanyakan tentang hal ini. Dia terdiam tanpa berbuat apapun. Hingga malam berlalu, dan pagi telah datang. Sehigga
ia harus kembali mengajar di sekolahnya. Ia akhirnya meninggalkan rumah tanpa ada merapikan rumah sedikitpun. Ketika kutanya, ia tahu bahwa ia merasa ingin membetulkannya, tapi ia merasa segan menanyakannya. Sebab itu ia memilih untuk diam saja. Ketika semuanya sudah berlalu, rupanya anak-anak dari saudara sayapun sudah merasa heran. Anak-anaknyapun segan untuk mengajak kemenakan saya ini untuk mengangkat bersama barang-barang yang akan dirapikan. Mereka memilih untuk menunggu dan diam daripada menanyakannya. Kenapa? Kata kemenakan saya karena ia merasa segan. Kalau kata saudara saya, katanya seharusnya ia tahu. Semestinya ia tahu dan ia yang mengajak memulainya. Lalu kukatakan bahwa tidak semua yang kita tahu akan diketahui orang lain. Tidak semua yang diketahui oleh orang lain kita ketahui. Kita mesti saling mengisi dan saling mengajari dengan komunikasi yang terbuka. Bila saling diam dan saling mengharapkan, inilah yang akan membuat kesalah pahaman.Kita mesti
terbuka dan dan jangan memendam keinginan di dalam hati. Kita tidak boleh bersikap tertutup. Inilah sifat yang sebaiknya tidak kita pelihara. Dalam hal ini, kita diharapkan bersifat terbuka. Jika kita berperan sebagai anak dari saudara saya, kita seharusnya berterus terang untuk menanyakan kapan semua bangku dirapikan? Kapan semua
dimulai? Jangan kita menutupi keinginan kita dengan rasa segan yang membaut kita mendongkol karena orang lain tidak mengerti apa yang sedang kita pikirkan. Begitu juga dengan kemenakan saya. Dia telah memelihara rasa segannya sehingga malam berganti pagi. Akhirnya tak ada yang bisa diselesaikan. Saya tahu semua ini setelah semua berlalu. Tidak mengapa memang bila kita memelihara rasa segan dalam hal ini, asalkan kita bersedia mengerjakan semua tanpa pamrih dan tanpa rasa mengeluh. Kita mengerjakan tugas bersama dengan sendiri secara ikhlas.Tapi bagi mereka anak-anak saudara saya merasa mengeluh dengan hal ini. Jadi memang tidak cocok memelihara rasa segannya ini.
Sebab saya sudah tahu bahwa mereka telah mengeluh. Saya bahkan tahu hal ini dari mereka. Tapi saya sudah bilang tentang hal ini pada kedua belah pihak. Saya ingin mereka sama-sama mengerti. Saya ingin bila di antara mereka tidak ada rasa segan yang merugikan diri sendiri maupun kedua belah pihak. Apalagi kemenakan saya dan saudara saya termasuk dalam golongan besar keluarga saya. Memang sepele kedengaran
permasalahan ini, tapi ini mesti kita pikirkan. Mungkin pembaca juga akan pernah merasakan hal ini sekarang atau di kemudian hari. Sebab ini saya ingin menuliskannya agar kita sama-sama mengingatnya, agar tidak terjadi kesalah pahaman antara kita satu sama lain. Marilah untuk belajar bersikap terbuka, agar kita mendapat apa yang kita inginkan, agar orang mengerti apa yang kita inginkan. Dan agar orang lain tidak salah paham terhadap kita. Sekarang antara saudara saya dan kemenakan saya sudah sama sama tahu dan sudah sama-sama mengerti satu sama lain. Semoga begitulah mereka adanya sepanjang masa.
Bila ingin cari uang di Clixsense, klik iklan di bawah
Kutuliskan semua kisah saya ketika di Medinah dan di Mekkah, bermaksud agar saya mengingatnya, dan juga bisa jadi pelajaran bagi yang akan pergi, jadi bahan pertimbangan bagi yang telah pernah ke Mekkah. Dan saya sebagai penulis, tentu banyak kekurangan. Mana tahu ada kesalahan, saya sedia bila dikritik. Sebab dengan kritik para pembaca, akan menjadi pelajaran buat saya. Mungkin kalau saya punya kesempatan untuk menulis lagi, saya sudah punya rambu-rambu dengan tulisan saya, kalau kebetulan ada yang salah. Silakan kritikn saya di kotak Guest. Semua tentu akan menjadi pelajaran berharga buat saya
Terima kasih
Custom Search
http://feeds.feedburner.com/PengalamanDiAdsense
Mr. Tanjung panyabungan 2
Semoga tulisan-tulisan saya di halaman ini, akan memacu orang-orang yang seasal dengan saya untuk berlomba dan semakin giat menulis di dunia maya
Online
...............................................................
Menerima pemasangan Iklan.
Hubungi:
Ashartanjung@gmail.com
Tempatkan iklan anda disini.