Free counters

 
Mr. Tanjung panyabungan
Perjalanan Hajiku  
  Contact
  Guestbook
  Title of your new page
  Home
  Hidden pages
  Sekilas Cerita Rakyat
  Adat Mandailing
  Serba serbi
  Motivation
  Ilmu Computer dan HP
  News
  Nasionalisme
  Wisata
  Nasehat Ibuku
  Penerangan Agama
  Hari Blogger Nasional
  Daftar Blog
  Dunia Maya
  Pidato berbahasa Inggris
  Mengisi Waktu dengan Google
  Bermalam di Grand Angkasa Hotel
  Cara membuat Email di Google
  Cara berobat dari Mandailing ke Malaysia.
  Bagaimana agar bisa punya penghasilan di Internet
  Science selalu bermutasi
  Bapak Kamarudin
  United of Publisher (English)
  Pedicab (English)
  My Father Had Gone Forever (English)
  Traditional medicine in Mandailing (English)
  Jumlah Pengunjung (Total Visitor)
  Mencari Uang di Dunia Maya
  Panduan Adsense Pemula
  Better you read my page (English)
  Agar Orang Lain Selalu Mengerti Kita
  Jalan Panjang Seorang Dokter Gigi
  Waktu Sholat
  Perantau Tapanuli
  Photo Guru saya
  Vinefire
  Page Rank Teman
  Adsense
  Info buku Haji
  Nama Nama Menteri
  Courtesy Medysept91
Nasionalisme

HARI KEBANGKITAN NASIONAL INDONESIA
Indonesia, memperingati Hari kebangkitan Nasional Indonesia ke 100 pada 21 mei yang lalu. Cukup meriah acaranya. Cukup bermakna. Semoga acara ini dapat meningkatkan rasa nasionalis kita sebagai bangsa Indonesia. Kalau kita menggali sejarah, tentu akan kita ketahui secara mendetail, bagaimana dulu bangsa kita merebut kemerdekaan ini. Dari susah payah, pahlawan kita ingin membebaskan negara kita dari belenggu penjajahan. Banyak pahlawan kita yang korban atas perjuangan merebut kemerdekaan ini. Banyak pula yang dibuang jauh ke negeri luar. Karena diduga berbahaya bagi penjajahan belanda. Seperti halnya di Madagaskar dan Suriname di Amerika Latin. Cukup banyak di antara bangsa kita yang melihat betapa pentingnya negara kita merdeka. Tapi, pada tahun tahun sebelum 1900 M, Belanda selalu lebih jeli dengan tindak tanduk mereka. Sehingga, siapa yang kira kira bisa mengganggu penjajahan belanda, akan ditangkap dan dibuang ke negeri yang jauh. Tonggak sejarah kebangkitan bangsa, bermula dari munculnya Tiga serangkai. Mereka tumbuh dan diikuti banyaknya organisasi organisasi bermunculan. Tak ada dipikirkan perbedaan agama pada waktu itu. Tekat masyarakat cuma satu. Yaitu mengusir Kompeni Belanda dari bumi Indonesia. Tak salah memang yang dilakukan para pendahulu bangsa ini. Membentuk partai partai yang sesuai dengan keyakinan mereka. Asal saja tujuan sama. Yaitu menjadikan negara kita menjadi negara berdaulat. Dan memang pada saat itu, kemerdekaanlah yang menjadi tujuan utama. Rasa kebangsaan mulai muncul di mana mana. Bukan saja lagi di Batavia sebagai pusat penjajahan Belanda. Tapi sudah sampai ke pelesok pelosok. Seperti halnya di daerah saya, Mandailing Natal yang dulunya masih sebuah desa yang belum banyak penduduknya. Berita tentang ingin bangkitnya bangsa ini sudah mulai menggugah hati rakyat pada masa itu. Apalagi dengan bantuan siaran radio yang pada masa itu sudah ada di desa desa. Semua desa merasa ikut sepenanggungan. Semua pulau merasa ikut sependeritaan. Semua pulau dan semua warga mesti bersatu. Kemerdekaan takkan dapat diraih dengan tanpa kebersamaan. Penjajah takkan dapat diusir dengan tanpa persatuan. Dari sinilah bergeloranya rasa kebangsaan yang kian hari kian membara. Apalagi dengan kedatangan Nippon ke Indonesia. Rakyat semakin mengerti bahwa cuma kita yang merasa sepenanggungan. Yang saling mengasihi. Terlihat dengan cara cara jepang yang membuat Belanda hengkang dari bumi Indonesia tercinta. Jepang melakukan kerja paksa pada rakyat pada masa itu. Romusya diadakan dimana mana. Ada yang dilakukan secara terang terangan seperti membuat jalan raya yang gunanaya untuk kepentingan kelancaran perhubungan darat mereka. Ada yang secara rahasia seperti Goa Jepang yang ada di Kota Bukit tinggi. Yang sampai tak ada rakyat Indonesia yang tahu hingga mereka pergi menggalkan Bumi pertiwi ini. Goa Jepang itu ditemukan beberapa tahun setelah Japang meninggalkan Indonesia karena menyarah tanpa syarat pada Sekutu, yang termasuk di dalamnya Negara Belanda. Dalam kesempatan yang amat berharga itu. Sukarno, salah seorang pemberani di negara kita. Dan juga wakilnya Moh Hatta, memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia, atas nama Seluruh Bangsa Indonesia. Saat itu, rasa nasionalis semakin menggebu gebu di hati rakyat. Tak ada lagi yang bisa menghambat. Tekad sudah bulat. Sangat kokoh, sampai sampai lahirlah semboyan, 'MERDEKA ATAU MATI'. Sejak itu rentetan penghalang kemerdekaan bertubi tubi dari Belanda yang sengaja bergabung dengan Nica. Yaitu Inggris, Amerika dan Prancis.  Mereka tidak mengakui kemerdekaan kita sampai beberapa tahun. Sehingga ribuan nyawa pahlawan kita melayang demi memperebutkan kemerdekaan ini. Kemerdekaan yang semestinya kita isi dengan  dengan kinerja yang sejalan dengan tekad pahlawan kita. Memajukan bangsa. Mengangkat harkat kita sebisa mungkin. Para pahlawan telah mengantar negara kita menjadi negara berdaulat. Marilah kita teruskan perjuangan mereka. Marilah wujudkan negara kita menjadi negara yang lebih maju. Mereka berjuang dengan niat suci. Marilah kita bangun negeri ini dengan niat suci. Agar sejalan dengan tujuan pahlawan kita. Banyak yang bisa kita perbuat untuk negara kita. Amat banyak. Bila kita pelajar di bidang kimia, marilah belajar sebaik baiknya. Marilah berusaha untuk mencari penemuan penemuan baru seperti halnya orang orang di Eropah dan Amerika. Bila kita di bidang kedokteran, marilah belajar dan berusaha agar bisa sejajar dengan ilmu kedokteran bangsa asing. Begitu juga dengan yang ada di bidang tekhnik. Janganlah behenti sampai disini. Kita masih jauh tertinggal dari bangsa asing. Bila di bidang pertanian, marilah berusaha untuk mengatasi penyakit penyakit tanaman yang ada di negeri kita. Tentu cuma di bidang pertanian ini lah yang  pandai.Banyak penyakit tanaman di desa desa yang belum ditemukan obatnya. Dan terkadang kita harus dapatkan dari luar negeri. Kenapa mereka bisa membuat obatnya. Kenapa kita tidak bisa. Marilah kita kejar ketinggalan ini seperti pahlawan kita mengejar kemerdekaan dulu. Marilah berjuang di bidang masing. Kita bahu membahu mengangkat harkat negara kita. Kita pasti bisa maju dengan tekat dan persatuan. Apalagi bapak President Indonesia SBY amat memprioritaskan pendidikan. Ini jalan emas satu satunya. Jalan emas untuk bisa meninggalkan ketertinggalan. Marilah bangkit untuk maju. Kita pakai semangat seperti pejuang kita dahulu. Jangan kita utamakan saling menyalahkan. Kita utamakanlah maju sambil bahu membahu. Berjuang di bidang masing-masing menurut bidang apa yang kita tekuni.
Terima kasih.


Halaman ini adalah halaman tentang cerita tentang perjalanan haji dan berbagai macam lainnya. Untuk kembali ke Halaman depan, klik di sini
Perjalanan Hajiku  
  Klik juga iklan di bawah

Bila ingin cari uang di Clixsense, klik iklan di bawah Kutuliskan semua kisah saya ketika di Medinah dan di Mekkah, bermaksud agar saya mengingatnya, dan juga bisa jadi pelajaran bagi yang akan pergi, jadi bahan pertimbangan bagi yang telah pernah ke Mekkah. Dan saya sebagai penulis, tentu banyak kekurangan. Mana tahu ada kesalahan, saya sedia bila dikritik. Sebab dengan kritik para pembaca, akan menjadi pelajaran buat saya. Mungkin kalau saya punya kesempatan untuk menulis lagi, saya sudah punya rambu-rambu dengan tulisan saya, kalau kebetulan ada yang salah. Silakan kritikn saya di kotak Guest. Semua tentu akan menjadi pelajaran berharga buat saya Terima kasih
Custom Search
http://feeds.feedburner.com/PengalamanDiAdsense
 
Mr. Tanjung panyabungan 2  
  Semoga tulisan-tulisan saya di halaman ini, akan memacu orang-orang yang seasal dengan saya untuk berlomba dan semakin giat menulis di dunia maya  
Online  
   
 
  gambardijual ............................................................... Menerima pemasangan Iklan. Hubungi: Ashartanjung@gmail.com Tempatkan iklan anda disini.  
 
  Oleh penulis buku:  
Today, there have been 135105 visitors (353753 hits) on this page!
This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free